KLATEN, LINES.id – DPD LDII Kabupaten Klaten menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar bersama Prof Dr Hj Sri Sumarni MPd Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Bidang Ilmu Pendidikan dan Rustatik SPd MPd Kepala SMPN 3 Polanharjo yang juga Anggota Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga DPD LDII Klaten di Kantor Sekretariat DPD LDII Kabupaten Klaten pada Sabtu (28/10/2023).
Workshop yang bertemakan “Menjadikan Paud dan SD Yang Berkualitas” ini dibuka oleh Ketua DPD LDII Klaten Drs H Sarjono MTp. Dalam sambutannya, Sarjono menyampaikan bahwa kurikulum merdeka belajar merupakan program Mendikbudristek Nadiem Makarim BA MBA yang bertujuan untuk memberikan kemerdekaan kepada guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Dalam paparan materinya, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga ini menjelaskan bahwa kurikulum merdeka belajar memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengembangkan materi dan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik dapat belajar secara lebih efektif dan efisien. Prof Sri Sumarni juga menyampaikan materi tentang konsep dan prinsip kurikulum merdeka belajar.
“Kalau ada anak yang tidak bisa matematika jangan dimarahi, kalau ada anak kerjaannya selalu menggambar ya jangan dilarang, karena setiap anak itu bakat dan kemampuannya berbeda-beda. Seorang guru sejati itu adalah guru yang bisa mendidik dan mengarahkan anak didiknya sesuai dengan bakat serta kemampuannya masing-masing, itulah yang dimaksudkan dengan Merdeka Belajar,” jelas Hj Sri Sumarni.
Baca juga: LDII Klaten Bersama TNI, Polri, dan Senkom Salurkan 40.000 Liter Air Bersih
“Kalaupun ada anak-anak yang bersekolah kurang rapi, kotor dan lain-lain, seharusnya guru lebih memperhatikan murid tersebut, seorang guru tidak boleh pilih kasih terhadap anak didiknya. Begitupun di lingkungan keluarga, para orang tua tidak boleh pilih kasih atau membeda-bedakan anaknya, dikarenakan setiap anak terlahir membawa bakat dan kemampuan yang berbeda-beda juga,” pungkas Guru Besar UIN Sunan Kalijaga yang juga Ketua Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga DPD LDII Kabupaten Klaten ini.
Sementara itu, Rustatik dalam materinya menyampaikan tentang “Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Paud dan SD”. Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten akan lebih optimal, agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
“Projek untuk menguatkan pencapaian profit pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran,” jelas Guru Penggerak Angkatan 3 ini.
Rustatik menambahkan bahwa ada tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka, yaitu penyederhanaan konten, fokus pada materi esensial. Kedua, pembelajaran berbasis projek yang kolaboratif, aplikatif, dan lintas mata pelajaran. Ketiga, rumusan capaian pembelajaran dan pengaturan jam pelajaran yang memberi fleksibilitas untuk merancang kurikulum operasional dan pembelajaran sesuai tingkat kemampuan peserta didik.
Baca juga: Tingkatkan Taqwa, Generasi Milenial LDII Menolak Narkoba
“Selain itu, sudah ada pembelajaran paradigma baru yang mana pengajar harus berpihak pada murid, guru diberikan keleluasaan dalam merumuskan rancangan pembelajaran sesuai kebutuhan dan profil Pelajar Pancasila sebagai penuntun arah dalam memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan,” tutup Rustatik.
Peserta workshop ini terdiri dari guru Paud dan SD serta pengajar ponpes di bawah naungan DPD LDII Kabupaten Klaten, yang juga terbagi di 7 studio mini LDII se-Kabupaten Klaten. Yaitu studio mini Ponpes Al Manshurin Sribit Jatinom, studio mini Ponpes Al Madinah Prawatan Jogonalan, studio mini Ponpes Bahrul ‘Ulum Jlumbang Wedi, studio mini kompleks Masjid Barokah Ngerangan Bayat, studio mini Kompleks Masjid Al Huda Bawakan Kalikebo Trucuk, studio mini Ponpes Syahid Al Ma’arif Keringan Wanglu Trucuk, dan studio mini Ponpes Annur Kampus 2 Jambukulon Ceper Klaten.
Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan workshop ini. Acara ditutup dengan doa bersama oleh Dewan Pembina DPD LDII Klaten. (Rizal PM)
Follow Berita Lines Indonesia di Google News.
Follow Channel WhastApp Lines Indonesia di WhastApp.