Deretan Mobil yang Dilarang Isi Pertalite, Berlaku September

mobil pertalite
Ilustrasi (Foto: sindonews.com)

JAKARTA, LINES.id – Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) kendaraan yang masih boleh membeli Pertalite dan Solar Subsidi itu adalah mobil dengan kriteria mesin di bawah 1.500 cubicle centimeter (cc), dan juga motor di bawah 250 cc.

Dilansir CNBC Indonesia, berikut kendaraan roda empat yang akan terkena larangan pembelian Pertalite. Dari merek Toyota, ada beberapa mobil bensin dengan kapasitas mesin di atas 2.000 cc, di antaranya Alphard, Vellfire, Fortuner 2.7, Camry, dan mobil sport Supra.

Berikutnya Hyundai Santa Fe 2.5, Mercedes-Benz, GLE 450 4MATIC AMG Line, GLE 450 4MATIC Coupé AMG Line, GLS 450 4MATIC AMG Line, Mercedes-Maybach GLS 600 4MATIC, S 450 4MATIC, dan Mercedes-Maybach S 580 4MATIC+.

Selanjutnya BMW, di antaranya 740Li Opulence, 840i Gran Coupé M Technic, 840i Coupé M Technic, X5 xDrive40i xLine, M3, M4, M5, hingga M8.

Namun begitu, sejumlah model premium lain dan mobil kategori lawas terpantau banyak yang menggunakan mesin bensin dengan kapasitas di atas 2.000 cc seperti halnya Mitsubishi Pajero Sport. Pajero Sport sebelumnya sempat dijual dengan mesin V6 3.000 cc, namun sejak 2016 atau saat all new meluncur, varian ini dihilangkan.

Baca juga: Begini 7 Cara Merawat Vespa bagi Pemula

Sementara itu, berdasarkan catatan Pertamina penyaluran BBM jenis Pertalite hingga Juli 2022 sudah mencapai 16,8 juta kilo liter (KL). Dengan begitu, maka kuota hingga akhir tahun ini hanya tersisa 6,2 juta KL dari kuota tahun ini yang ditetapkan sebesar 23 juta KL.

“Implementasi pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dapat berlaku mulai September, mengingat penyaluran BBM jenis tersebut hingga Juli sudah mengalami over kuota,” ujar Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (13/8/2022).

Meski begitu, revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak hingga kini belum selesai. Padahal aturan tersebut ditunggu-tunggu agar kebijakan pembatasan pembelian Pertalite dapat segera diimplementasikan.

Karena itu, Saleh berharap agar revisi perpres dapat segera selesai dengan cepat. Dengan begitu maka upaya untuk pengendalian volume BBM yang kondisinya saat ini sudah over kuota dapat segera dijalankan.

“Kami butuh basis untuk melakukan langkah-langkah antisipasi. Kuota kita meningkat, ini kita perketat, jika mulai September, ini apa? Revisi perpres itu masih perlu sosialisasi,” katanya.