Kalau dibiarkan terus menerus akan sama besar dampaknya di perekonomian. Jika digambarkan, ini sama halnya menahan nafas karena bau busuk. Berapa lama bertahan untuk menahan nafas. Apabila lockdown atau PSBB diberlakukan terus menerus, maka sektor ekonomi akan semaput. Pendapatan akan menurun mengakibatkan daya beli juga menurun. Apabila daya beli masyarakat berkurang, maka perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa dipastikan ada yang tidak laku. Karena ada barang yang tidak laku, putaran selanjutnya akan mengurangi jumlah produksinya.
Baca juga: WHO: Penyebaran Virus Corona Melalui Udara Sejauh Dua Meter
Baca juga: Bisa Dicontoh! Pasar Tradisional Salatiga Terapkan Physical Distancing
Dampak yang lain, pasti akan mengurangi nilai modal, tenaga kerja, dan penggunaan skill karyawan. Maka pendapatan atau keuntungan yang diterima berkurang, akhirnya terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdampak pula pada investor menurun bagi hasilnya, tanah yang disewa berkurang pendapatan sewanya dan tenaga ahli yang biasa digunakan full dikurangi atau bahkan diberhentikan.
Bahkan pemerintah pun terkena dampaknya, sehingga terpaksa melakukan recofusing anggaran. Anggaran yang tidak terlalu mendesak, sekarang dialihkan untuk pengadaan alat kesehatan dan bantuan sosial.
Kondisi ekonomi Indonesia
Kondisi ekonomi Indonesia saat ini sebenarnya di ambang krisis, apalagi kalau Covid-19 masih berlanjut sampai bulan Desember 2020, bisa dipastikan tahun 2021 terjadi krisis. Pakar ekonomi tidak tahu kapan wabah akan berakhir, maka hal itu berdampak secepat apa perekonomian bisa pulih. Diibaratkan sekarang sakit, kecepatan pemulihan tergantung seberapa berat sakitnya. Apabila sakitnya ringan, berarti cepat pulih, kalau sedang, mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama, kalau sudah parah maka tentu untuk pulih lebih lama lagi.
Namun, pakar ekonomi membuat skenario, apabila pada kuartal kedua sudah mulai berkurang kasus Covid-19, maka dipastikan sakitnya tidak terlalu parah. Tetapi apabila sampai bulan Agustus belum berkurang, maka pakar sudah dapat membayangkan sakitnya sedang. Tetapi apabila sampai akhir tahun kasus Covid-19 belum berhenti, maka di asumsikan sakitnya parah.
Baca juga: Airy Room Gulung Tikar, OYO Tetap Bertahan di Tengah Kondisi Sulit
Baca juga: Jokowi: Lima Skema Perlindungan dan Pemulihan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19
Seberapa parahnya ekonomi di…












