KEDIRI, LINES.id – DPP LDII menghelat Diklat Kader Kesehatan dan Manajemen Poskestren di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri diikuti oleh pesantren se-Indonesia secara tatap muka dan online pada Minggu (27/11/2022).
Ketua DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengungkapkan bahwa, Diklat Kader Kesehatan tersebut adalah upaya DPP LDII menyiapkan generasi penerus dengan sumber daya manusia (SDM) yang profesional religius. “Fokus LDII dalam program kerjanya bagaimana menyiapkan generasi penerus dengan SDM yang profesional religius untuk menyambut bonus demografi pada tahun 2035 dan Indonesia Emas tahun 2045,” katanya.
Chriswanto menjelaskan bahwa salah satu faktor dalam menyiapkan Kader profesional religius yang bisa dibekali dengan Tri Sukses, kader tersebut harus mendapat perhatian kesehatan yang cukup baik, tanpa kesehatan yang baik maka kader tersebut tidak dapat tercapai secara optimal.
Menurutnya, fokus pembinaan kesehatan dan manajemen itu difokuskan pada Poskestren, di mana pondok pesantren adalah tempatnya orang berkumpul maka ada potensi menjadikan kualitas hidup kurang bagus, maka perlu pengelolaan kualitas kesehatan yang bagus.
“Alhamdulillah kami mendapatkan penghargaan dari WHO menulis narasi bagaimana mengelola pesantren dalam menghadapi Covid-19, maka kami perlu menindaklanjuti bagaimana kami melakukan manajemen yang baik untuk mengelola pondok pesantren yang bagus, apalagi kami mendapat bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berupa 49 poskestren, yang harus dimanfaatkan tidak boleh ditelantarkan,” tegas Chriswanto.
Lebih lanjut, Criswanto mengatakan Poskestren pada saat diperbantukan oleh pemerintah diharapkan menjadi sebuah kluster yang bisa bekerjasama dengan Puskesmas dan rumah sakit dalam rangka mengelola kesehatan.
Hasil assessment DPP LDII terhadap Poskestren menemukan tiga hal, antara lain, masih ada pelayanan kesehatan dan manajemen Poskestren yang belum memenuhi standar, masih ada kader Poskestren yang belum menguasai sepenuhnya ilmu dan ketrampilan kesehatan karena mereka direkrut dari santri dari berbagai background, masih ada tenaga medis yang belum dilibatkan dalam pelayanan poskestren.
Pada kesempatan yang sama, Prof Dr Ir H Rubiyo MSi Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat dalam pembukaannya, santri pondok pesantren terdiri dari berbagai daerah dan membawa kebiasaan dari daerahnya, diharapkan mereka mendapat pemahaman standar kesehatan.
“Diharapkan DPW dan DPD dapat menindaklanjuti kegiatan ini di pesantren masing–masing, membantu program LDII yang fokus membangun generasi yang professional religious,” kata Prof Rubiyo.
Hadir sebagai pemateri dr. Dani Pramudya SpeM, dr. Muslim C SpAn KAKV, dr. Martin A SpGK, dr. Lutfi H SpAnd Phd, dr. Danang Abdul Ghani, dr. Rio Azadi SpPD, dr. Riko Lazuardi, dr. Heris Setiawan K.