MAKASSAR, LINES.id – Kepergian Anregurutta Haji (AGH) Sanusi Baco terkesan mendadak. Pasalnya, sejak jumat pagi ia hanya mengeluh sakit perut, Jumat (14/5/2021).
Pak Kiai, begitu biasa disapa, meninggalkan sejuta kenangan. Tutur katanya yang lembut begitu melekat di hati masyarakat Sulawesi Selatan.
Dilansir rakyatku.com, Irfan, salah seorang putra Sanusi Baco, mengatakan ayahnya sakit di rumah. Mereka lalu memanggil tim medis ke rumah.
“Berdasarkan keterangan tim medis, bapak mengalami kolik abdomen,” kata Irfan.
Kolik abdomen adalah nyeri hebat pada perut yang sifatnya hilang timbul. Karena kian parah, keluarga akhirnya membawa Pak Kiai ke Primaya Hospital.
Rupanya penyakit itulah yang menjadi akhir hidup Pak Kiai. Ia mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 20.00 wita, Sabtu (15/5/2021).
Selama Ramadan, Pak Kiai masih aktif mengikuti salat tarawih berjamaah di masjid. Meski harus salat dalam keadaan duduk di atas kursi.
Sakit perut yang dialami Pak Kiai ada kaitannya dengan hadis tentang mati syahid. Antara lain seperti berikut ini:
Baca juga: AGH Sanusi Baco Wafat, Sulsel Berduka
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914)
Dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang terbunuh di jalan Allah (fii sabilillah) adalah syahid; orang yang mati karena wabah adalah syahid; orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid; dan siapa yang mati di jalan Allah adalah syahid.” (HR. Ahmad, 2:522. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan ‘Adil Mursyid menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Dari Jabir bin ‘Atik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah ‘azza wa jalla itu ada tujuh orang, yaitu korban wabah adalah syahid; mati tenggelam (ketika melakukan safar dalam rangka ketaatan) adalah syahid; yang punya luka pada lambung lalu mati, matinya adalah syahid; mati karena penyakit perut adalah syahid; korban kebakaran adalah syahid; yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid; dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan (dalam keadaan nifas atau dalam keadaan bayi masih dalam perutnya, pen.) adalah syahid.” (HR. Abu Daud, no. 3111. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Follow Berita Lines Indonesia di Google News.
Follow Channel WhastApp Lines Indonesia di WhastApp.