MAKASSAR, LINES.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar dialog dalam rangka pelibatan civitas academica dalam pencegahan terorisme, Selasa (3/11/2020). Kegiatan dilaksanakan di Auditorium Al Jibra UMI Jalan Urip Sumohardjo, Kota Makassar.
Hadir sebagai narasumber Wakil Rektor IV Bidang Dakwah DR KH M Zain Irwanto, FKPT Sulsel Bidang Kepemudaan Suaib Pramono SPd, Inisiator Islam Cinta Husein Ja’far Al Haddar, dan mantan narapidana terorisme (eks Napiter) Yudi Zulfahri.
Turut hadir dalam kegiatan antara lain Rektor UMI Prof Dr H Basri Modding SE MSi, Direktur Pencegahan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) RI Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid SE MM, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI Dr H Andi Intang Dulung MHi. Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT RI Letkol Laut Setyo Pranomo, Aster Kasdam XIV/Hsn Kolonel Inf Alfin Dahlan. Ketua FKPT Sulsel Dr KH Muammar Bakry Lc MA, Kapolsek Panakkukang Kompol Jamal Fatur Rahkman, dan Kesbangpol Sulsel Anshar.
Baca juga: Direktur Pencegahan BNPT: Pesantren UMI sebagai Vaksinasi Potensi Radikalisme
Baca juga: FAI UMI Prodi Hukum Keluarga Kembali Raih Akreditasi A
“FKPT adalah mitra strategis BNPT dalam penanganan dan penanggulangan terorisme di seluruh daerah,” kata Ketua FKPT Sulsel Muammar Bakry. Ia menambahkan, kegiatan ini dalam rangka untuk menjalin silaturahmi antar civitas academica dan Forkopimda dalam mempersempit gerakan kelompok terorisme.
Rektor UMI Prof Basri Modding dalam sambutannya mengatakan, UMI telah melaksanakan metode pencegahan terorisme dengan pencerahan kalbu (Pesantren Kilat) kepada mahasiswa ataupun dosen baru yang akan bergabung di Kampus UMI. “Kami mengapresiasi atas pemilihan UMI sebagai wadah pertemuan antara pemerintah dengan civitas academica dalam pencegahan perkembangan terorisme,” ungkap Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI ini.
Untuk diketahui, program kegiatan pencegahan terorisme dilaksanakan rutin di seluruh provinsi dan kabupaten/kota se Indonesia. Kegiatan penanggulangan terorisme, kata Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid, mulai dilaksanakan pasca reformasi saat bom Bali tahun 2002. “Sehingga terbit Perpu Nomor 2 terkait pemberantasan terorisme. Selain itu kelompok terorisme selalu berdekatan dengan kelompok radikal, namun tidak semua kelompok radikal merupakan terorisme,” paparnya.
Ia menambahkan, kelompok terorisme…
Follow Berita Lines Indonesia di Google News.
Follow Channel WhastApp Lines Indonesia di WhastApp.
