Halal bi Halal UMI, Mokhtar Noer Jaya: Bahagia Adalah Mampu Menyelesaikan Masalah

Halal bi Halal
UMI menggelar Halal bi halal secara daring dan luring, Selasa (18/5/2021) 6 Syawal 1442 Hijriah.

MAKASSAR, LINES.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar Halal bi halal secara daring dan luring, Selasa (18/5/2021) 6 Syawal 1442 Hijriah.

Kegiatan yang dipusatkan di Auditorium Aljibra Kampus II UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, ini diikuti oleh seluruh keluarga besar UMI mulai dari Yayasan, Rektorat, Fakultas, dan seluruh elemen lingkup UMI.

Dalam kesempatan itu, Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI Mokhtar Noer Jaya SE MM menyinggung soal pentingnya refleksi dari perayaan Halal bi Halal yang setiap tahunnya digelar usai Idul Fitri.

Menurut Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMI ini, salah satu poin penting dari Halal bi Halal adalah perasaan bahagia yang menyelimuti diri setelah menjalankan ibadah Ramadan sebulan lamanya.

Baca juga: AGH KH Sanusi Baco Berpulang, Rektor UMI: Kita Kehilangan Guru Spiritual Terbaik

Baca juga: UMI Gelar Salat Ied, Khatib Bahas Ibadah Sosial

 

Bahagia, dimaksudkan Mokhtar Noer Jaya, adalah kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah dengan pikiran terbuka dan hati yang sabar.

“Kebahagian itu adalah bukan berarti tidak ada masalah, tapi seberapa banyak masalah yang bisa diselesaikan. Itulah makna sebuah kebahagiaan,” tegas Mokhtar Noerj Jaya yang juga mantan Rektor UMI ke-8 tersebut.

Dunia Ibarat Golden Bridge

Sementara itu, Ketua Pembina YW UMI Prof Dr Mansyur Ramli SE MSi menegaskan, dalam merayakan Halal bi Halal, penting bagi semua orang untuk kembali mempertanyakan kepada diri, apakah sudah ada perubahan dalam hidup.

“Kita harus menanyakan kepada diri kita, apakah sudah ada perubahan hidup kita menuju yang lebih baik? Ingat bahwa dunia ini ibaratnya hanyalah “Golden Bridge” jembatan emas menuju keabadian yakni akhirat, tempat kita semua mempertanggungjawabkan apa yang diperbuat di muka bumi,” tegas Guru Besar FEB UMI ini.

Baca juga: BEM KBMFK UMI, Peduli Korban Bencana Nusa Tenggara Timur

Baca juga: Kesekian Kali, Dosen UMI Kembali Dipercaya Jadi Tim Asesor Nasional Akreditasi

 

Sambutan Rektor

Sementara Rektor UMI Prof Basri Modding SE MSi yang didaulat membawakan hikmah Halal bi Halal banyak berbicara soal pelajaran penting dibalik perayaan Halal bi Halal seperti pembersihan diri dari segala bentuk kesalahan.

“Membersihkan hati dan rasa benci kepada sesama atau penyakit hati, ada juga memupuk kepedulian terhadap sesama. Semua itu menunjukkan bahwa amal dan peribadatan seorang hamba tidak akan sempurna tanpa memperbaiki hubungan silaturahmi,” bebernya.

Prof Basri Modding menambahkan, kita sudah tahu bagaimana makna halal bi halal. “Menyambung benang yang putus. Saya hanya mengingatkan kembali, mungkin kita sudah amalkan atau belum,” katanya.

 

Halal bi Halal keluarga besar UMI dilaksanakan dalam rangka mempererat tali silaturrahmi dan kedekatan sesama warga UMI. Memaafkan terhadap sesama didasari pada perasaan dan hati yang tulus atau ikhlas tanpa mengharap balasan dari makhluk.

“Ikhas berarti murni, murni memaafkan karena Allah SWT, kita membuang penyakit hati. Ikhlas adalah rahasia manusia dan Allah SWT, sehingga hanya dirinya sendiri yang mengetahui apakah dia ikhlas atau tidak,” tutup Prof Basri Modding.