Kanwil Kemenag Sulbar Gelar Pertemuan Early Warning System: Cegah Dini Paham Keagamaan Islam Menyimpang di Pasangkayu

Kanwil Kemenag Sulbar
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulawesi Barat menggelar pertemuan Early Warning System (EWS) bertajuk “Cegah Dini Aliran Paham Keagamaan Islam yang Menyimpang”, Rabu (4/6/2025).

PASANGKAYU, LINES INDONESIA – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulawesi Barat menggelar pertemuan Early Warning System (EWS) bertajuk “Cegah Dini Aliran Paham Keagamaan Islam yang Menyimpang”. Acara bertempat di Masjid At-Taubah Kecamatan Sarudu Kabupaten Pasangkayu, Rabu (4/6). Pertemuan ini melibatkan berbagai unsur keagamaan dan tokoh masyarakat guna memperkuat koordinasi dalam menangkal masuknya paham keagamaan menyimpang di wilayah tersebut.

Acara ini dihadiri oleh Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI), KUA Sarudu serta berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam seperti LDII, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), IPARI, Hidayatullah, Wahdah Islamiyah, perwakilan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), BKMT, Jamaah Tabligh, pengurus pondok pesantren setempat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat yang ada di Kabupaten Pasangkayu.

Kanwil Kemenag Sulbar
Hakim Sy Nira, selaku anggota tim pencegahan dini terhadap paham keagamaan Islam menyimpang, dalam pemaparannya mengingatkan agar seluruh elemen umat Islam tetap berhati-hati terhadap aliran sesat yang kini mulai masuk dan menyebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Sulawesi Barat.

Hakim Sy Nira, selaku anggota tim pencegahan dini terhadap paham keagamaan Islam menyimpang, dalam pemaparannya mengingatkan agar seluruh elemen umat Islam tetap berhati-hati terhadap aliran sesat yang kini mulai masuk dan menyebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Sulawesi Barat.”Kewaspadaan kolektif dan kerja sama lintas elemen umat penting untuk membentengi aqidah dari pengaruh ajaran-ajaran menyimpang,” tandasnya.

Syamsumarlin, Ketua Komisi Fatwa MUI Sulawesi Barat, turut memberikan penekanan pentingnya memahami secara mendalam bagaimana aliran-aliran sesat berkembang di Indonesia. “Pemahaman ini sangat dibutuhkan agar umat Islam tidak terjebak atau tertipu oleh penampilan luar kelompok-kelompok menyimpang yang kerap menyamarkan ajarannya dengan simbol-simbol keislaman,” ujarnya.

Baca juga: Kurban Berbagi: DPD LDII Bulukumba Menebar Kebaikan Dan Kekompakan Di Hari Raya Idul Adha 1446 H

Menurutnya, fenomena aliran menyimpang bukanlah hal baru dan telah banyak berkembang di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Sulawesi Barat. Oleh karena itu, kewaspadaan harus dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, khususnya tokoh agama, ormas Islam, dan lembaga pendidikan keagamaan.

Syamsumarlin menambahkan, untuk mengenali suatu aliran sebagai sesat, terdapat beberapa kategori yang harus diperhatikan. Di antaranya adalah jika aliran tersebut menolak paham bahwa Al Quran itu lebih dari 30 jus misal sebanyak 40 jus, mengaku menerima wahyu setelah Nabi Muhammad SAW, menafsirkan syariat secara menyimpang dari makna aslinya, atau memecah belah umat dengan doktrin yang eksklusif dan meresahkan.

 

Ia juga menegaskan bahwa NU, Muhammadiyah, dan LDII merupakan ormas-ormas Islam yang berada dalam koridor Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang berpegang teguh pada Al Quran, Hadis, dan pemahaman para ulama salafus shalih. Ketiganya dinilai berperan penting dalam menjaga kemurnian ajaran Islam di Indonesia dengan pendekatan moderat, toleran, dan mengedepankan ukhuwah Islamiyah.

“Masyarakat supaya merujuk kepada lembaga-lembaga keislaman yang kredibel ini sebagai pijakan utama dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama secara benar,” ajaknya.

Selain itu Syamsumarlin juga menyoroti perlunya kalibrasi arah kiblat yang tepat. Menurutnya, jangan sampai salah arah kiblat karena ibarat seseorang menaiki kapal, jika arah tujuan bergeser satu derajat saja, maka akan menjauh sangat jauh dari tujuan semula. “Kalibrasi bukan untuk mengubah arah kiblat, melainkan sebagai bentuk pembenahan agar pelaksanaan ibadah semakin akurat,” tutupnya.

Baca juga: Warga LDII Gowa Gotong-Royong Bangun Rumah Ibadah

Menanggapi pelaksanaan kegiatan ini Ketua DPD LDII Pasangkayu, Lukman Efendi menyambut baik inisiatif Kanwil Kemenag Sulbar dan menyatakan harapannya agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkala. “Selain sebagai ajang berbagi informasi dan pemetaan kondisi keagamaan, kegiatan ini juga dapat mempererat silaturahim dan sinergi antar ormas Islam serta tokoh masyarakat di daerah,” kata Lukman.

Melalui kegiatan Early Warning System ini, Kanwil Kemenag berharap dapat memperkuat upaya preventif dalam menjaga kesucian ajaran Islam dan membangun ketahanan umat dari berbagai ancaman paham yang menyesatkan dan merusak persatuan.