SLEMAN, LINES INDONESIA – Kesenian Badui Tunas Muda Sangurejo mengiringi kedatangan para tamu undangan dalam acara Deklarasi dan Training of Trainer (ToT) Menuju ProKlim Lestari yang dipusatkan di Desa Wisata Sangurejo, Wonokerto, Turi, Sleman, pada Senin (16/9/2024). Pertunjukan ini dipimpin oleh Eko selaku pengasuh Kesenian Badui Tunas Muda sejak tahun 2016.
Badui merupakan perpaduan antara gerakan silat dan elemen tari, bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga sarana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan agama Islam melalui lagu-lagu atau syair-syair tentang sholawat yang bernafaskan Islam.
“Filosofi tari badui adalah sebuah tari yang menggambarkan kekompakan kesiapsiagaan pada zaman dahulu karena dahulu pada saat peperangan Belanda, agama Islam susah berkembang maka dari itu kesenian dari badui ini juga selain untuk menyamarkan olah kanuragan berbentuk silat disamarkan menjadi tarian badui juga sebagai bentuk syiar agama Islam kepada masyarakat umum,” jelas Eko.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tamu undangan mulai dari pejabat dari tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat. Kehadiran mereka menandakan betapa pentingnya upaya pelestarian lingkungan dan budaya, serta kolaborasi yang erat antara berbagai pihak. Dalam konteks ini, kesenian badui tidak hanya berfungsi sebagai pengiring kedatangan tamu, tetapi juga sebagai simbol kekompakan dan rasa memiliki terhadap lingkungan.
Baca juga: Gelar Deklarasi dan ToT, LDII Bersiap Menuju Kategori ProKlim Lestari
Persiapan untuk pertunjukan ini dilakukan secara intensif, dengan latihan yang melibatkan anggota Tunas Muda dan tim penabuh. “Kami berlatih secara rutin agar bisa menampilkan penampilan yang maksimal. Latihan ini tidak hanya fokus pada gerakan tari, tetapi juga membangun kekompakan di antara anggota tim,” kata Eko. Melalui latihan yang serius, Tunas Muda berharap dapat memberikan penampilan yang memukau dan berkesan bagi para tamu.
Eko menambahkan melalui kesenian ini, Badui Tunas Muda berupaya mengajak generasi muda untuk menguri-uri dan melestarikan budaya. “Kami mengajak dari adik-adik usia dini untuk menguri-uri budoyo, yaitu melestarikan budaya. Jangan sampai warisan leluhur budaya bangsa kita yang sangat bagus dan sangat adil luhur ini terputus generasinya kalau tidak kita tularkan kepada generasi-generasi muda yang ada sekarang ini. Olehnya itu, sejak dini kami sudah mengajak ataupun merekrut anggota-anggota Badui Tunas Muda mulai dari usia SD, SMP dan bahkan sampai generasi selanjutnya tentunya agar tarian ini atau budaya ini tidak terputus karena hanya tidak ada generasi,” urainya.
Kehadiran Tari Badui sebagai pengiring tamu undangan di acara ProKlim Lestari tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang pelestarian budaya dan lingkungan. Dengan pertunjukan ini, Tunas Muda berharap masyarakat semakin menyadari tanggung jawab mereka dalam menjaga warisan budaya dan alam Indonesia.
Sebagai penutup, Tari Badui yang ditampilkan di acara ini menjadi simbol harapan bagi generasi mendatang. Melalui kesenian, Tunas Muda ingin menanamkan rasa cinta terhadap budaya dan alam, sehingga kelestarian keduanya dapat terjaga untuk masa depan. Pertunjukan ini bukan sekadar acara, tetapi sebuah perjalanan menuju kesadaran kolektif akan pentingnya melestarikan budaya dan lingkungan bagi generasi yang akan datang.
Follow Berita Lines Indonesia di Google News.
Follow Channel WhastApp Lines Indonesia di WhastApp.