LINES.id – Masa muda adalah masa yang sangat berharga dan tak akan berulang. Segala potensi, minat, bakat, kemauan dan kemampuan berkumpul di dalamnya. Bahkan di masa inilah, seorang manusia memiliki tiga kesempatan emas yang belum tentu dimiliki di masa kanak-kanak ataupun di masa tua.
Pertama, seseorang memiliki pikiran jernih dan daya ingat yang tajam. Sehingga apa saja yang dipelajarinya mudah ia fahami. Seorang sahabat Nabi sekaligus ahli tafsir al-Qur’an, Abdullah bin Abbas radiallahu anhu, pernah berkata,
مَا بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ نَبِيًّا إِلَّا وَهُوَ شَابٌّ، وَلَا أُوتِيَ عَالِمٌ عِلْمًا إِلَّا وَهُوَ شَابٌّ
“Tidaklah Allah mengutus seorang nabi pun melainkan ia masih muda, dan tidaklah seorang Alim diberi ilmu melainkan ia masih muda.” (HR. Thabarani dalam Mu’jam al-Ausath no. 6421)
Kedua, dia juga memiliki fisik dan jasmani yang kuat nan sehat. Otot-ototnya kuat dan staminanya penuh. Mampu bergerak bebas dan melakukan banyak aktivitas. Semangatnya membara dan tak khawatir dengan segala bahaya. Terbukti saat terjadi perang badar yang kala itu jumlah pasukan Islam hanya 313 orang. Setelah nabi memberi pengarahan lalu para pemuda Islam maju ke barisan terdepan sedangkan orang-orang tua menetap di barisan belakang hingga Allah memberi kemenagan.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَوْمَ بَدْرٍ مَنْ فَعَلَ كَذَا وَكَذَا، فَلَهُ مِنَ النَّفَلِ كَذَا وَكَذَا. قَالَ: فَتَقَدَّمَ الْفِتْيَانُ وَلَزِمَ الْمَشْيَخَةُ الرَّايَاتِ فَلَمْ يَبْرَحُوهَا…الأحديث
Dari Ibnu Abbas dia berkata, Rasulullah saw. bersabda pada saat perang Badr, “Barangsiapa yang melakukan begini dan begini maka baginya tambahan sekian dan sekian.” Ibnu Abbas berkata, maka para pemuda maju ke barisan depan sedangkan orang-orang tua menetap di barisan belakang menjaga bendera dan mereka tidak meninggalkannya, al-hadits. (HR. Abu Daud Kitab Jihad no. 2737)
Ketiga, seorang pemuda umumnya belum terbebani dengan sederet amanah dan tanggung jawab sosial maupun rumah tangga. Sehingga memungkinkan dirinya memfokuskan perhatian menunutut ilmu dan belajar secara optimal. Berkonsentrasi penuh mengasah kemampuan dan memperkaya pengalaman hidup. Sebagian besar waktunya hanya digunakan untuk mendekatkan diri kepada Rabbnya. Giat melakukan ibadah fardhu maupun ibadah sunnah sebab belum tersibukkan oleh urusan lainnya.
Rasulullah saw. bahkan telah menyebutkan, bahwa ia termasuk di antara tujuh orang spesial. Beliau bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ…وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ
“Tujuh golongan manusia yang akan memperoleh naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, (di antaranya) pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Rabbnya…” (HR. Bukhari no. 660)
Selagi masih muda hendaklah engkau memanfaatkan tiga kesempatan emas ini. Bukan malah terlena dengan gemerlapnya dunia. Silau oleh keindahan dan kesenangan jangka pendek. Lebih banyak menghabiskan waktu dan tenaganya untuk hal-hal tak bermanfaat. Lalai akan hari pertanggung jawaban kelak.
Wahai pemuda, ingatlah selalu olehmu wasiat Rasulullah saw. ini:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara, masa mudamu sebelum masa tuamu, kondisi sehatmu sebelum kondisi sakitmu, kecukupanmu sebelum kefakiranmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan masa hidupmu sebelum kematianmu.” (HR. Hakim dalam Al-Mustadrak no. 7846)
Nabi mengawali wasiatnya dengan menyebut masa muda muda. Sebab ia adalah masa penting dalam kehidupan manusia. Manusia memulai perjalanan hidupnya di masa ini. Pun malaikat pencatat amal akan menggoreskan catatannya seseorang di masa muda ini (setelah akil baligh).
(Gambar 2)
Ingatlah kelak di hari kiamat manusia dikumpulkan. Maka ditanyakan padanya empat hal besar, di antaranya masa muda. Rasulullah saw. bersabda,
لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ، عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser telapak kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ia ditanya tentang lima hal; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia pergunakan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan, dan tentang apa yang telah ia amalkan dengan ilmunya.” (HR. Tirmidzi no. 2416)
Jika hari itu telah tiba, lalu apa yang akan engkau katakan di hadapan Rabb semesta Alam? Bagaimana engkau mempertanggungjawabkan masa mudamu? Sudahkah engkau menggunakan masa mudamu dengan sebaik mungkin???
Penulis: Budiman al-Makassary
Penulis buku Kun Al-Fatih dan buku Falyaqul Khairan aw Liyashmut
Rujukan :
Shahih Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail Al-Bukhari
Sunan Abi Daud, Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sijistany
Sunan At-Tirmidzi, Muhammad bin Isa At-Tirmidzi
Al-Mustdrak Al-Hakim, Muhammad bin Abdillah Al-Hakim
Mu’jam Al-Ausath, Sulaiman bin Ahmad At-Thabarani
Follow Berita Lines Indonesia di Google News.
Follow Channel WhastApp Lines Indonesia di WhastApp.