Masih di tahun 2019, baik Kak Icha maupun Kak Iva mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) untuk menjadi Pembina yang diselenggarakan Sakoda SPN DIY. “Kemudian pada bulan November 2019 kami diminta untuk menjadi panitia di Silaturahim Pembina Nasional (Silbinas) di Dewa Ruci, Bantul,” terang mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 2020 ini.
Kak Icha menambahkan, bulan Februari 2020 kami terpilih menjadi DMD. Seharusnya dilakukan pelantikan, namun karena adanya pandemi Covid-19 maka pelantikan di undur. “Hingga terbit Surat Keputusan yang menyatakan bahwa kami ditunjuk menjadi DMN dan dilantik hari ini,” ucapnya.
“Terpilih menjadi DMN awal mulanya dari Sakoda SPN DIY mengajukan ke Sakonas SPN. Adapun syarat untuk menjadi DMN adalah minimal Penegak Laksana,” tambah Kak Iva.
Pramuka tidak menyeramkan tapi menyenangkan
Melihat perjalanannya hingga menjadi DMN, Kak Icha mengungkapkan bahwasannya kegiatannya di Pramuka selama ini tidak ada kendala. Selama bisa membagi waktu, maka softskill dan prestasi akademik akan didapatkan keduanya. Kak Icha yang cinta dengan alam ini mengambil jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, sehingga kecintaannya dengan Pramuka tak diragukan lagi.
Baca juga: Temu Pembina SAKO SPN Tulang Bawang Wujudkan Tri Sukses
Baca juga: Sako SPN Gunungkidul Beri Pembekalan Pramuka Tingkat Siaga
Sebagaimana diketahui kegiatan Pramuka lebih banyak berhubungan dengan alam, seperti kemah di hutan, di goa, dan pengembaraan. “Manfaat yang saya rasakan adalah Pramuka membentuk pribadi yang mandiri, sabar, tumbuh kekompakan dan rasa kekeluargaan. Awalnya nggak bisa masak, jadi bisa masak,” ungkapnya sambil tersenyum.
Sebagai seorang perempuan, keaktifannya di Pramuka tidak menjadi halangan bagi orang tuanya. “Karena orang tua juga aktif di Pramuka, jadi orang tua mendukung,” ucap putri dari Pin Sakocab Bantul Alex Rahmad Hasyi SIP.
Tidak jauh berbeda dengan Kak Iva yang sudah aktif mengikuti kegiatan Pramuka sejak pelajar SMP dan saat itu menjadi Dewan Penggalang. Melalui Pramuka, banyak pengalaman yang ia dapatkan, terlebih apa yang ia dapatkan di Pramuka tidak ia dapatkan di bangku sekolah.
Stigma negatif bahwa pramuka menyeramkan ia tepis dengan mengatakan bahwa Pramuka itu tidak menyeramkan, tapi menyenangkan. “Makanya coba dulu, karena kalau belum dicoba belum pernah tau rasanya,” katanya. Senada dengan Kak Icha, keaktifannya di Pramuka didukung penuh oleh kedua orang tuanya. Bahkan jika ada keperluan, orang tua pun turut membantu.
Setelah dilantik menjadi DMN SAKO SPN, keduanya berkeinginan untuk mengenalkan SAKO SPN lebih jauh.