RAT IKG 2023, SDM Adalah Aset Terbesar

RAT IKG
Ikatan Keluarga Gunungkidul menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2023 pada Minggu (14/1/2024).

JAKARTA, LINES INDONESIA – Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) saat ini telah berusia 53 Tahun. Sejak berdiri 12 Desember 1970, kini IKG telah menjadi organisasi yang sangat besar, karena di dalamnya ada 1.600 organ dengan rincian sebanyak 18 kapanewon IKG, 8 IKG wilayah, 144 Koordinator Kelurahan, dan 1.431 Koordinator Dusun di Jabodetabek.

Bertempat di Dirgantara Ballroom Kantor Wali Kota Jakarta Selatan pada Minggu (14/1/2024), IKG melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun 2023 yang menjadi amanat dari AD/ART IKG. RAT tahun 2023 tersebut mengusung tema “Kita Wujudkan Akuntabilitas dan Transparansi Pelaksanaan Program dan Kegiatan IKG”.

Sebelumnya di tempat yang sama tepatnya tanggal 13 Januari 2024, IKG juga melaksanakan Pengukuhan Kepengurusan IKG Wilayah Jakarta Selatan yang dihadiri oleh Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin didampingi Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Administrasi Jakarta Selatan Essie Feransie Munjirin dan Kepala Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jakarta Selatan Dirhamul Nugraha juga perwakilan dari Bupati Gunungkidul yakni Kepala Dinas Penanam Modal Perizinan Gunungkidul Agung Danarto.

Untuk RAT IKG Tahun 2023 sendiri dihadiri oleh Ketua Umum IKG Eddy Sukirman beserta Dewan IKG dan Jajaran Badan Pelaksana Harian (BPH) IKG yang terdiri dari Ketua 1, 2, 3, 4, dan 5 juga Bendahara Umum IKG. Kemudian perwakilan dari pengurus 18 Kapanewon IKG juga 8 Korwil IKG se-Jabodetabek.

Ketua Panitia Pelaksana RAT IKG tahun 2023, Yohanes Saman, mengatakan RAT IKG dihadiri sekitar 160 peserta yang berasal 26 kapanewon terdiri dari 18 kapanewon ditambah 8 IKG Wilayah. Setiap kapanewon dan wilayah diwakili oleh 4 orang yakni ketua, sekretaris, bendahara dan humas. “Dalam forum ini kami juga akan merencanakan program-program kerja untuk tahun 2024. Serta rancangan anggaran belanja organisasi,” ujarnya.

Baca juga: Perayaan HUT ke-53, Gubernur DIY Apresiasi IKG Solid Bangun Persaudaraan Warga Gunungkidul di Jabodetabek

Ketua Umum IKG Eddy Sukirman dalam paparan pertanggungjawaban BPH IKG menyampaikan ragam capaian program serta program yang masih dalam progres penyelesaian. Dalam periode tahun 2023 saja, ia menyampaikan bahwa untuk menunjang operasional organisasi IKG didapatkan dari pengurus, anggota, sponsor juga pemerintah daerah dalam hal ini Badan Penghubung Daerah (Banhubda) DIY. Dijelaskan bahwa, kebanyakan dari dana yang keluar adalah untuk kegiatan sosial dan budaya, seperti bantuan untuk bencana gempa dan banjir di Cianjur dan Gunungkidul, kemudian bantuan untuk pemenuhan air bersih di Gunungkidul saat terjadinya kekeringan, pengembangan UMKM IKG melalui Bazaar UMKM saat ramadhan menjelang lebaran.

Lebih jauh Eddy Sukirman menjelaskan bahwa IKG saat ini selain SDM yang merupakan aset terbesar pertama, IKG juga memiliki total aset dalam bentuk fisik senilai Rp20,5 Miliar yang terdiri dari Tanah Omah IKG di Gunungsindur, Bangunan Rumah Limasan, Tanah Yayasan Budi Harapan, bangunan sekolah, kantor, siswa dan pendidik. Saat ini Yayasan Budi Harapan memiliki 255 siswa dan staf pengajar sebanyak 40 orang. Ini di luar bidang bisnis IKG seperti Koperasi Jasa IKG dan Travel IKG.

“IKG saat ini sedang membangun Omah Budaya IKG di Gunungsindur, Jawa Barat, khususnya untuk Joglo. Sebagai ketua umum yang akan selesai di tahun 2025, saya berharap Omah Budaya IKG dapat kami realisasikan di tahun 2025 untuk kemudian dapat dimanfaatkan oleh warga Gunungkidul di Jabodetabek. Selain itu khusus untuk Yayasan Budi Harapan akan membuka sekolah tingkat SMK, dan tidak lupa saat ini IKG juga memiliki Koperasi Jasa dan Travel IKG, tentu harapan saya adalah dukungan dari semua pihak khususnya warga IKG,” harapnya.

Ketua 1 IKG Aris Suprobo yang memimpin RAT tahun 2023 setelah penyampaian laporan Ketua Umum IKG menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih BPH IKG atas diterimanya laporan pertanggungjawaban BPH IKG dalam RAT serta megakomodir segala catatan yang diberikan dari kapanewon dan wilayah IKG di Jabodetabek.

Ketua 5 IKG yang menaungi bidang perdagangan, koperasi, UMKM dan Ekonomi Kreatif, Suyanto menjelaskan bahwa ada beberapa program kolaborasi dengan pihak ketiga, semisal dengan benih baik dan lainnya, semua itu kontrolnya berada di pihak ketiga, sehingga untuk bidang perdagangan, koperasi, UMKM dan Ekonomi Kreatif ini melakukan inovasi yang tujuannya kendali ada di IKG, seperti dengan meluncurkan Koperasi Jasa IKG, bekerjasama dengan Banhubda DIY untuk menyelenggarakan Bazaar UMKM, meluncurkan unit bisnis IKG melalui Travel IKG.

Baca juga: Senkom Mitra Polri se-Eks Kawedanan Delanggu Gelar Rakor, Bahas Program Strategis 2024

“Semua yang dilakukan, khususnya di bawah ketua 5 IKG, semata-mata sebagai ikhtiar dan upaya untuk dapat mendatangkan sumber pendanaan bagi IKG. Karena kami semua tahu, IKG ini adalah organisasi yang spiritnya adalah sosial dan bukan bisnis, untuk itu dukungan dari para pengurus di kapanewon dan korwil tentu menjadi faktor penting untuk suksesnya ragam program yang kami luncurkan,” jelas Suyanto.

Ketua 4 IKG, Saimo yang membidangi Kemitraan, Kepemudaan, SDM, TI dan Media Komunikasi IKG menyampaikan bahwa, prioritas saat ini adalah pendataan anggota IKG yang notabene adalah warga Gunungkidul di Jabodetabek yang jumlahnya ratusan ribu. Untuk hal tersebut, Saimo mengharapkan peran aktif dari pengurus kapanewon dan wilayah untuk secara aktif mendata warganya. Menurutnya hal ini menjadi sangat penting dan sangat berpengaruh pada ragam program kerja IKG.

Sekjen IKG, Bambang Krisnadi mengajak semua peserta RAT untuk mempelajari dan memahami AD/ART IKG sehingga dalam praktik menjalankan organisasi akan lebih baik. BPH selalu terbuka atas kritik dan saran dari pengurus kapanewon, wilayah dan anggota. Semua itu adalah untuk kebaikan organisasi IKG yang secara spirit adalah organisasi sosial.

“Selain AD/ART sebagai landasan kami, keterbukaan dan transparansi menjadi sangat penting sehingga IKG ke depan akan lebih baik. IKG adalah milik warga Gunungkidul di perantauan, wadah untuk berkomunikasi, berserikat, berbagi dan bergotong royong. Hasilnya bagaimana warga Gunungkidul di perantauan ini dapat guyub dan rukun,” jelasnya.

Humas IKG, Tarsih Ekaputra dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa, sebagai organisasi yang besar dan diketahui serta didukung oleh pemerintah daerah baik Provinsi DIY maupun Kabupaten Gunungkidul, baik secara material maupun spiritual, tentu warga Gunungkidul di perantauan yang berserikat melalui IKG memiliki tanggungjawab mulia, selain bersama memajukan IKG, juga bagaimana warga IKG di Jabodetabek ini tampil sebagai duta daerah untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan ragam kebaikan DIY dan Gunungkidul. Wisata, kuliner, potensi daerah, investasi dan lainnya.

“Kami semua warga Jogja dan khususnya warga Gunungkidul di Jabodetabek yang berhimpun dalam IKG ini adalah humas untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan secara khusus Gunungkidul. Ini tugas mulia, dan melalui kesepahaman ini tentu tak hanya akan makin menguatkan kebanggaan dan kecintaan kami pada DIY dan khususnya Gunungkidul,” jelasnya.