LDII Luwu Timur Kembali Gelar Pengajian Umum

pengajian ldii
DPD LDII Kabupaten Luwu Timur kembali meggelar pengajian umum yang digelar secara tatap muka, Minggu (28/8/2022).

LUWU TIMUR, LINES.id – Setelah hampir dua tahun tidak mengadakan pengajian tatap muka karena pandemi Covid-19, DPD LDII Kabupaten Luwu Timur kembali menggelar pengajian umum LDII se-Kabupaten Luwu Timur. Pengajian umum dihadiri 450 orang yang memenuhi lantai satu dan lantai dua Masjid Al-Fattah di Desa Nikkel, Kecamatan Nuha, Minggu (28/8/2022).

Sekretaris DPD LDII Luwu Timur Drs H Basruddin mengatakan, tema yang diusung kali ini adalah ‘Amalan dan Tantangan di Akhir Zaman’. “Kondisi yang berangsur-angsur membaik, aktivitas masyarakat kembali normal berjalan seperti biasa dan kepedulian terhadap protokol kesehatan juga semakin tinggi, dengan pertimbangan itulah kami kembali menyelenggarakan pengajian umum,” jelasnya.

H Basruddin menambahkan, LDII memiliki program pengajian mulai dari tingkat DPP, DPW, DPD, hingga PC/PAC dan dilaksanakan secara kontinyu. Adapun waktunya menyesuaikan lokasi masing-masing. “Di Luwu Timur, pengajian umum DPD kami agendakan sebulan sekali, biasanya pada minggu ketiga atau keempat (tentatif),” ujarnya.

Di tengah tantangan era digitalisasi, ia mengimbau agar warga tetap menjaga kerukunan, kekompakan, dan akhlakul karimah, sehingga ibadah menjadi lebih nyaman dan lancar.

Baca juga: Rayakan HUT ke-77 RI, LDII Kota Magelang Gelar Jalan Santai Bersama Wali Kota

Pada sesi pengkajian Alquran, Ustaz Mohsin menyampaikan makna dan keterangan Surat Al Baqarah ayat 261. Bahwa perumpamaan pahala orang-orang mukmin yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah ialah seperti sebuah biji yang ditanam oleh seorang petani di tanah yang subur kemudian tumbuh menjadi tujuh bulir/tangkai.

“Dalam tiap-tiap tangkai/bulirnya terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan pahala tersebut bagi para hamba yang dikehendakiNya, sehingga Allah memberi mereka pahala yang tak terhingga. Dan Allah maha luas kemurahan dan pemberianNya, lagi maha mengetahui siapa yang berhak dilipatgandakan pahalanya,” jelasnya.

Sementara pengkajian Alhadis, Ustaz Mujianto mengutip hadis dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat (HR. Muslim).

Dijelaskan bahwa di dunia ini surga itu dibuka dengan amalan-amalan yang dibenci jiwa dan neraka itu dibuka dengan amalan-amalan yang disenangi syahwat. “Di antara amalan-amalan yang dibenci jiwa seperti halnya bersungguh-sungguh dan menekuni dalam beribadah kepada Allah Ta’ala, bersabar di saat berat menjalankannya, menahan amarah, memaafkan orang lain, berlaku lemah lembut, bershadaqah, berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat salah, bersabar untuk tidak menuruti hawa nafsu dan yang lainnya,” urainya.

Baca juga: Bermitra dengan LDII, FORSGI Nabire adakan Turnamen Sepak Bola

Sementara perkara yang menghiasi neraka adalah perkara-perkara yang disukai syahwat yang jelas keharamannya seperti minum khamr, berzina, berjudi, riba, menggunjing, dan yang lainnya.

Mengakhiri pengajian, Dewan Penasehat DPD LDII Kabupaten Luwu Timur Abdul Qodir mengajak warga untuk selalu mensyukuri nikmat hidayah dari Allah SWT. Hal itu berdasarkan QS Ibrahim ayat 7 ‘Lain syakartum laazidannakum walain kafartum inna adzabi lasyadid‘.

“Ayat ini menjelaskan bahwa barang siapa yang bersyukur maka akan ditambah nikmatnya, namun bagi orang yang kufur nikmat maka ia akan disiksa,” terang Abdul Qodir.

Pada dasarnya, kewajiban manusia yang utama adalah beribadah kepada Allah dengan dasar Alquran dan Alhadis. Sebagaimana firman Allah QS Adz Dzariyat ayat 56 ‘Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada Ku (Allah)’.

“Menjalankan ibadah jangan menggunakan logika saja, karena tidak akan bisa dipahami harus berdasarkan dalil naqli dan aqli, apa yang dilakukan oleh seluruh warga LDII tidak hanya mengaji dan mengamalkan Alquran dan Alhadis sampai ajalnya masing-masing tetapi juga berpedoman pada rukun Islam dan rukun iman,” tutupnya.