JAKARTA, LINES.id – Duta Besar Korea Selatan, Kim Chang-Beom berkunjung ke kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan bertemu dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian. Keduanya sempat menggelar pertemuan di ruang kerja Mendagri.
Usai pertemuan dalam konferensi pers yang di gelar di kantor Kemendagri, Menteri Tito mengatakan dalam pertemuan dengan Dubes Korea Selatan, dirinya sempat berdiskusi tentang beberapa isu. Salah satunya, tentang pemilu.
“Kita melihat setelah China, negara yang kemudian mengalami Covid atau gelombang covid itu adalah Korea Selatan. Tapi Korea Selatan tetap melaksanakan pemilihan sesuai jadwal pemilunya yakni 15 April. Tadi kita mendapat banyak masukan tentang bagaimana hasilnya. Malah sangat menarik karena semenjak tahun 1992 angka partisipasi tertinggi yaitu 96,2 persen. Padahal di Pemilu sebelumnya, partisipasi 58 persen. Jadi tertinggi semenjak tahun 1992, itu menarik sekali,” kata Mendagri.
Baca juga: Sukses Gelar Pemilu Masa Pandemi, Pilkada Serentak Indonesia Berkaca dari Korea Selatan
Baca juga: Dorong Inovasi Pemda, Mendagri Sampaikan Empat Poin Penting Lomba Inovasi Daerah
Petugas dan pemilih melaksanakan protokol kesehatan
Dan hal lain yang menarik, lanjut Mendagri, meski itu digelar saat puncak pandemik Covid-19 di negeri Ginseng itu, tapi pelaksanaan Pemilu berlangsung aman, tanpa ada ledakan kasus Covid-19. Tentu, ini jadi bahan pelajaran penting bagi Indonesia yang akan menggelar pemilihan kepala daerah pada 9 Desember 2020 ini. Maka, ia merasa perlu mendapat masukan langsung dari Dubes Korsel. Ia bersyukur, Dubes Korsel meluangkan waktu untuk berkunjung ke kantor Kemendagri.
Masukan lain yang diberikan Dubes Korsel, antara lain tentang protokol kesehatan selama pemilihan berlangsung. Ini tentu masukan berharga bagi pemerintah dan penyelenggara Pemilu.
Pada saat pemilihan untuk umum, petugas pemilihan dan pemilih menggunakan shield masker dan glove. Tidak ada yang menggunakan alat protektif seperti Alat Pelindung Diri (APD). Alat pelindung diri hanya digunakan untuk yang positif dan yang sedang di karantina.
“Nah ini kira-kira gambaran umum pemilu di Korea Selatan saat pandemi. Beliau juga membuka kalau seandainya dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau dari Bawaslu ingin mendapatkan pengalaman langsung dari “National Election Community” KPU-nya Korea Selatan. Beliau juga siap untuk memfasilitasi,” ujarnya.
Tidak ada yang terkonfirmasi…
Follow Berita Lines Indonesia di Google News.
Follow Channel WhastApp Lines Indonesia di WhastApp.