TIMIKA, LINES.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika menggelar Kajian Ilmiah Moderasi Beragama dalam rangka menyambut milad ke-47. Bertemakan “Moderasi Beragama Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa”, kegiatan diselenggarakan di Aula Cenderawasih, Hotel Serayu, Jalan Yos Sudarso, Kota Timika, Papua, Rabu (22/6/2022).
Ketua MUI Kabupaten Mimika, Ust. Muhammad Amin menjelaskan moderasi beragama perlu ada kajian ilmiah khusus bagi umat Islam di mana perlu adanya cara pandang beragama yang lebih moderat. “Artinya kita mengambil jalan tengah dan kita ini sama dalam pandangan Allah, pandangan Tuhan kita ini sama-sama hamba Tuhan jadi tidak ada yang bernilai lebih. Yang nilai lebih itu adalah yang bertakwa,” kata Ust. Amin.
“Artinya kita mengambil jalan tengah dan kita ini sama dalam pandangan Allah, pandangan Tuhan kita ini sama-sama hamba Tuhan jadi tidak ada yang bernilai lebih. Yang nilai lebih itu adalah yang bertakwa,” kata Ust. Amin.
Untuk membangun harmoni kebersamaan antar umat beragama di Kabupaten Mimika, pihaknya mendatangkan khusus pembicara utama dari Makassar yakni Dr Ir H Abdul Aziz Qahar Mudzakkar M.Si yang merupakan Anggota DPD RI tiga periode dan Ketua Umum HMI Cabang Ujung Pandang (1987-1988).
Baca juga: Hari Krida Pertanian, Ketum LDII: Momentum Kebangkitan Ketahanan Pangan Keluarga
“Karena kita di Timika heterogen, bagaimana membangun kebersamaan ini sehingga betul-betul kita tidak hanya jadi slogan atau aksesoris, tapi betul-betul menjadi hakekat kebersamaan dari moderasi beragama ini. Jadi sekali lagi moderasi beragama bukan agamanya yang di modern-kan tetapi cara pandang keagamaan kita kedepannya,” ujarnya.
Ust. Amin berharap melalui kegitan ini umat Islam paham dan tentu tidak menginginkan ada kelompok-kelompok lain di dalam negara ini, semua harus diakomodir dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Harapan kita umat Islam agar berpikir wasathiyah artinya berpikir tengah, tidak ke kiri itu PKI ke kanan itu aliran sesat jadi kita mengambil jalan tengah,” ungkapnya.
Kegiatan diikuti oleh para pengurus DKM dan organisasi wanita Islam di Timika. Termasuk pengurus DPD LDII Kabupaten Mimika yakni anggota Bagian Pendidikan Agama dan Dakwah (PAD) Ust. Ahmadun didampingi Ust. Lanjar Eko Susilo. Kajian juga dirangkaikan Anugerah Prestasi MUI Mimika Hafidz dan Hafidzah Alquran 30 Juz dan penyerahan teropong hilal dari umat Islam di Mimika untuk pihak MUI.
Alat ini nantinya bisa untuk menentukan arah kiblat juga untuk memantau hilal. “Hilal itu bulan sabit dan itu penting bagi kita umat Islam supaya tidak jadi polemik setiap tahun. Kita bisa memberikan informasi ke Jakarta bahwa di Timika terlihat hilal atau tidak terlihat hilal melalui alat tersebut,” pungkasnya.
Follow Berita Lines Indonesia di Google News.
Follow Channel WhastApp Lines Indonesia di WhastApp.