News, Story  

Hasil Modal Nekat, Jadi Narasumber Kick Andy

Kick Andy
Andy F Noya menunjukkan sampul buku hasil karya Eka Arief Setyawan yang tidak lain adalah pemenang lomba sampul buku.
Narasumber Kick Andy

Siapa sangka, empat tahun berselang apa yang ia sempat pikirkan pun menjadi kenyataan. Enam tahun sejak kejadian di tahun 2014, akhirnya ia menjadi narasumber acara Kick Andy dengan episode khusus. Bahkan kisahnya kemudian diketahui oleh Andy Noya tanpa ia meminta untuk menceritakannya.

Eka mengaku senang dan ini menjadi pengalaman yang berharga. Menurutnya, tayangan Kick Andy adalah tayangan yang memberi semangat dan menginspirasi.

“Hidup itu tidak ada yang kebetulan. Semua itu sudah direncanakan dengan baik oleh yang Kuasa,” ucapnya menirukan ucapan Andy Noya setelah mengomentari kisahnya. Ia melanjutkan, saya percaya ini bagian dari takdir, kekuatan usaha dan doa. “Kalau kita menginginkan sesuatu, lakukan saja, bisa jadi takdir kita disitu dan minta jalan yang terbaik,” pesannya. Sebagai bentuk apresiasi, di akhir acara ia mendapatkan hadiah laptop dari Kick Andy.




Baca juga: Video ‘Ga Sengaja’ Viral, Ini Dia Profil Lengkap Komika Bintang Emon

Baca juga: Pemudi LDII Sidoarjo Raih Medali Emas Karya Tulis Ilmiah Tingkat ASEAN

 

Eka dan Seni

Anak pertama dari tiga bersaudara ini tercatat sebagai mahasiswa aktif angkatan 2015 di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ketertarikannya terhadap media, baik media televisi maupun media cetak serta tayangan Kick Andy, mengantarkannya memilih jurusan Film dan Televisi. Melalui jurusan ini lah ia mempunyai misi untuk memberikan ide atau masukan terhadap tayangan media di Indonesia.

Saat ini ia sedang menyelesaikan tugas akhir membuat serial TV. “Tapi karena corona, jadi saya nggak bisa shooting, jadi sementara belum selesai,” ujarnya yang pernah magang di Narasi TV.

Kick Andy
Ciri khas Eka Arief Setyawan, baju batik dan topi pet (Foto: instagram/easetyawan)

Eka sendiri mempunyai ciri khas, yakni selalu memakai baju batik dan topi pet. “Kalau topi pet saya sudah pakai sejak SMP. Sejak SMP pula saya tertarik seni, baik seni lukis maupun gambar. Supaya ada ciri khas seperti pelukis, makanya saya pakai topi pet,” terangnya.




Baca juga: Bocah “Sakti” Atlet Persinas ASAD Lolos Dari Terkaman Buaya

Baca juga: Reviewer LPDP: Public Speaking Lejitkan Karir dan Prestasi Mahasiswa

 

“Kalau batik, jadi dulu saya kemana-mana pakai kaos, kemudian dinasihati oleh teman senior sesama Filateli. Kamu kalau berpakaian yang rapi, supaya diajeni (dihargai). Nah, suatu saat saya ikut lomba jurnalistik di Jakarta dan menang, hadiahnya ke Australia. Akhirnya saya ngeborong batik, dan saya pakai terus selama di Australia sekalian mengenalkan Indonesia melalui batik dan keterusan sampai sekarang,” paparnya.

Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Ar Royyaan-Baitul Hamdi

Di Jogja, ia tinggal di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Ar Royyaan-Baitul Hamdi yang beralamat di Jalan Kepuh GK III No. 850 Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta. Tinggal di pondok dan sebagai santri adalah pilihannya, mengingat jarak antara kampus dengan PPM cukup jauh.

“Tinggal di PPM sebagai benteng saya agar agama saya tetap terjaga, sehingga urusan dunia dan akhirat bisa berjalan lancar,” ujarnya. PPM maupun kampus sama-sama mempunyai kegiatan yang cukup padat, menurutnya, kita sendiri yang harus pintar membagi waktu.

Ia pun teringat pesan neneknya, kalau sholatmu dijaga, maka pergaulanmu juga akan terjaga. Maka dari itu, ia pun merasa senang tinggal di PPM, karena kegiatannya tidak hanya mengkaji Alquran dan Alhadist.

“Disini juga ada piket, sehingga karakter dibentuk dan kita diajarkan untuk mandiri, juga peduli dengan sesama,” terangnya yang bercita-cita menjadi mubaligh.

Eka berpesan supaya jangan mudah menyerah, fokus dan konsisten dengan apa yang diinginkan. “Ibadahnya jangan sampai kendor, perbanyak doa dan usaha dan jangan lupa menginspirasi,” pungkasnya.