MAKASSAR, LINES INDONESIA – Tim Rukyatul Hilal Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan mengikuti pemantauan hilal penentuan 1 Ramadan 1445 hijriah di rooftop Mall GTC, Jalan Metro Tanjung Bunga, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (10/3/2024).
Hadir Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan Dr Ir Abri MP, Mujahidin ST, Hatta Tohuri, Ilmaddin Husain SPd, dan mahasiswa Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Al-Mukhkis Makassar.
Pemantauan ini digelar oleh Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan. Keikutsertaan LDII atas undangan Kementerian Agama.
Hadir dalam pemantauan, tim Rukyatul hilal LDII Sulawesi Selatan, Ketua MUI Sulsel, Plt Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Kepala Badan Rukyatul Hilal, tim bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kementerian Agama Provinsi Sulsel, Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama Sulsel, BMKG Gowa.
Baca juga: LDII Audiensi ke Kanwil Kemenag Sulsel, Persiapan Pengamatan Rukyatul Hilal 1 Ramadan 1445 H
Ketua DPW LDII Sulsel Dr Ir H Abri MP, mengatan LDII gelar Rukyatul Hilal sebanyak 73 titik yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. “Ini merupakan bagian program LDII dalam upaya mendukung pemerintah dalam pebentuan awal Ramadhan.
Pada pemantauan ini, Abri mengtakan bahwa ketinggian hilal pada saat ini belum terlihat. “Posisi hilal saat ini masi dibawah 3 derajat yakni 0,361 derajat dengan sudut elongasi 1,61 derajat, ini masih sangat jauh dari kriteria MABIMS yaitu posisi bulan dapat diamati saat berada di ketinggian minimal 3 derajat di atas ufuk dengan sudut elongasi 6,4 derajat.” katanya.
Olehnya itu, pemerintah pada akhirnya menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret. Keputusan itu berbeda dengan Muhammadiyah yang menetapkan awal puasa lebih cepat yakni Senin, 11 Maret.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid, pada kesempatan itu menyebut berdasarkan pantauan bersama, hilal masih berada di posisi 0 derajat lewat menit. Sementara, berdasarkan hasil pengamatan hilal oleh Badan Hisab Rukyat Sulsel, hilal berada di 0 derajat lewat 4 menit.
“Cuaca agak mendung makanya ada dua penjelasan dari BMKG dan Badan Hisab Rukyat Sulsel dengan keilmuannya masing-masing. BMKG menyatakan posisi hilal 0 derajat 2 menit. Kalau dari Badan Hisab Rukyat 0 derajat 4 menit. Beda putusan karena beda tempat mengambil keputusan. Kalau BMKG di sini, Badan hisab di tengah kota,” ucap Ali Yafid.
Ali Yafid menyebut dengan kondisi seperti itu, hilal tidak dapat terlihat. Apalagi ditambah dengan cuaca yang tidak terlalu mendukung.
Dia pun mengimbau agar masyarakat saling bertenggang rasa meski beda pilihan soal awal 1 Ramadan 1445 Hijriyah. Dia menyebut perbedaan itu tak perlu dibesar-besarkan.
“Kalupun ada perbedaan nanti kita sebagai umat beragama kita saling menghargai dan menghormati karena penentuan ini mungkin beda penentuan 1 Syawal sehingga perbedaan 1 Syawal,” tukasnya.
Follow Berita Lines Indonesia di Google News.
Follow Channel WhastApp Lines Indonesia di WhastApp.