Resmikan Ekspor Perdana Telur Tetas, Menko Perekonomian: Jangan Dilambung Vietnam Lagi

Telur Tetas
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meresmikan ekspor perdana telur tetas ke Vietnam dan Myanmar, Sabtu (14/8/2021)

KLATEN, LINES.id – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto berkunjung ke Klaten, untuk melepas ekspor perdana telur tetas (hatching egg/HE), ke Myanmar dan Vietnam di halaman Kantor Janu Putra Group, Sabtu (14/8/2021).

“Ekspor telur tetas – indukan ayam potong dan petelur – parents stock di saat pandemi ini luar biasa. Biasanya kita impor sekarang bisa ekspor ke Myanmar dan Vietnam,” ujar Airlangga. Menko Airlangga juga mengingatkan jangan lagi dilambung Vietnam pada agrobisnis, “Dulu kita ekspor kopi ke Vietnam, sekarang Vietnam surplus kita disalip,” ujarnya sembari bercanda.

Menurut Erlangga prestasi ekspor HE di tengah pandemi merupakan prestasi. Biasanya eksportir HE adalah perusahaan peternakan raksasa atau integrator, “Kini ada perusahaan lokal yang mengekspor HE ke beberapa negara di saat pandemi Covid-19, ini adalah prestasi yang perlu ditingkatkan,” ujarnya.

Sebelumnya, Airlangga mengunjungi Gedung Olahraga (GOR) Gelarsena, Klaten, Jawa Tengah, untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang menjalani isolasi terpusat. Terkait kunjungannya ke GOR Gelarsena, ia menekankan pentingnya isolasi mandiri. Menurutnya klaster keluarga membesar, karena tidak terperhatikan dengan baik, “Isolasi terpusat memungkinkan mengurangi tidak termonitornya pasien yang isoman. Dengan begitu angka kematian bisa ditekan dan memotong rantai penyebaran Covid-19,” ujar Airlangga Hartarto.

Dalam kesempatan itu, Airlangga Hartarto dan Anggota DPR RI Singgih Januratmoko sekaligus Komisaris Utama Janu Putra Group, membagikan bantuan 1 ton telur dan 1 ton daging ayam beku. Bantuan tersebut ditujukan kepada warga yang menjalani isolasi dan warga terdampak Covid-19 di Kabupaten Klaten dan Kota Surakarta.

Baca juga: Peternak Somasi Kementan, DPP Pinsar Tegaskan Dukung Keseimbangan Supply and Demand Ayam

Ekspor Perdana Janu Putra Grup

Sementara itu, Singgih mengatakan pihaknya memerlukan impor Grand Parents Stock (GPS) untuk meningkatkan ekspor HE ke Myanmar, Vietnam, dan negara-negara Afrika. Menurut data Janu Putra Grup, negara-negara itu membutuhkan 2 juta butir HE per tahun.

Menurut Singgih, PT Januputra Sejahtera, sejak tahun lalu sudah mulai merintis dan membidik pasar mancanegara. Salah satu peluangnya adalah kebutuhan HE parents stock ayam broiler di Myanmar, Afrika, kamboja dan Vietnam.

“Sebagai perusahaan perunggasan yang bergerak di hulu atau pembibitan, ada peluang kebutuhan parent stock (PS) ayam broiler di kedua negara itu. Akhirnya kami mendapat pasar untuk mengirim secara reguler,” jelas Singgih.

Ekspor perdana ini ditujukan ke Myanmar sebanyak 166.000 butir telur tetas PS. Dari jumlah tersebut akan menghasilkan sedikitnya 24 juta ekor final stock ayam broiler. “Tahap awal pada Agustus ini kami ekspor 66.000 butir HE dan pada September 99.000 butir,” ujar Singgih yang juga Ketua Umum Perhimpunan Insan Petunggasan Rakyat (Pinsar Indonesia).

Selain ke Myanmar, PT Januputra juga akan mengekspor telur tetas PS ke Vietnam sebanyak 145.000 butir yang nantinya menghasilkan 21 juta ekor anak ayam atau Final Stock DOC (day old chicken). “Ekspor ke Vietnam kami lakukan November dan Desember tahun ini,” ia menambahkan.

Baca juga: Soal Temuan YLKI, Ketum DPP Pinsar Bantah Gunakan Antibiotik pada Unggas

Antisipasi Over Supply Produksi

Upaya ekspor yang dilakukan PT Januputra, selain menunjukkan kemanpuan peternak dalam negeri untuk bersaing di pasar global, juga sebagai antisipasi over supply produksi ayam broiler yang sudah terjadi tiga tahun terakhir. “Ini bentuk komitmen kami untuk mengatasi masalah over supply produksi ayam broiler sehingga diharapkan bisa membantu peternak mandiri di dalam negeri,” tegas Singgih.

Sub sektor peternakan, khususnya kontribusi dari perunggasan pada masa pandemi ini ternyata mampu meningkatkan pertumbuhan sekitar 7 persen. Singgih menyebutkan salah satu upaya dengan terus mencari peluang di pasar mancanegara. “Ini bagian dari kepedulian peternak mandiri yang non integrator,” lanjutnya.

Untuk bisa melakukan ekspor yang berkelanjutan dengan negara tujuan yang lebih banyak serta volume yang besar, lanjut Singgih, Kementerian Pertanian harus konsisten dengan komitmennya membantu perusahaan yang melakukan ekspor. Salah satunya dengan memberikan reward penambahan produksi Grand Parent Stock (GPS).

Follow Berita Lines Indonesia di Google News.

Follow Channel WhastApp Lines Indonesia di WhastApp.